Pengikut

About Me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Halo semuaaa. It's my first blog, dan saya harap bisa berbagi sedikit tentang segala sesuatu yang menurut saya menarik dan bermanfaat :) enjoy it!
Diberdayakan oleh Blogger.

menyapa :D

kyaaaa berantakan bangeeet ini blog :))
saking sibuknya nih, sampe ga keurus blog pribadi. haha yah.. berhubung lebih interest sama mini blog (aka tumblr) yang lagi anget-angetnya, jadilah~ untuk sekarang hijrah dulu ke cundaningsih.tumblr.com >,< hai readers! yang ga sengaja buka blog ini, hehe bisa lah ya~ agak ditengok dikit tumblr saya. see ya! regards, NC

Lingkaran

Kumpulan titik bersambung sampai ujung dan menyatu
Ketika solid dan berputar dengan kecepatannya
Menarik titik lain berputar bersama, termampatkan
Menjadi lebih tebal, kuat, Dan keras
Dalam sekejap bisa menelan semua disekitarnya

Lingkaran
Teak vertikal; tak bersudut, fleksibel maju mundur
Menjadi bagian titik dalam Lingkaran
Berada di puncak dan Ada di bawah
Merasakan adrenalin ketika saatnya bersirkulasi ke atas ke bawah

Lingkaran berporos
Semakin luas, poros berputar cepat, dinamika terjebak dan harus diselesaikan
Semakin luas, loyalitas pada poros penuh persoalan; tetap dinamis, progresif
Lingkaran berporos terorganisasi, desak bagian luarnya
Elastis, tetap tak bersudut, melengkung
Kembali ke asal karena volume mendesak poros, tak bisa dibiarkan
Saat diambil porosnya, kehilangan kiblat
Apakah Seperti terambilnya yin Dari yan atau sebaliknya?
Tak lengkap

Lingkaran tak berporos
Terhambat, lemah, tak Ada gravitasi
Poros di tengah hilang, lenyap,
Semua tersedot, tahukah lubang hitam?

Tak bersisa...

Kemanakah semua titik itu?
Akankah tercipta poros yang sama Dan titik yang sama
Membentuk Lingkaran baru?
Atau satu titik berubah, bersupernova
Bersama titik-titik lain mengekor, tak ingin kalah
Membentuk gugus baru, poros sendiri, tapi bukan Lingkaran itu

Tak sebesar lingkaran itu
Tak sesolid Lingkaran itu
Tak terorganisasi
Tak Ada dinamika, Lingkaran terlalu kecil dengan poros
Terlalu Bersinar bagai bintang

Tak Asik

Jangan tenggelam poros

Jangan menjadi lubaang hitam bagi lingkaranmu sendiri



17112011, ppbs
Tag : ,

Desain Grafis

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.

Batasan Media
Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.

Prinsip dan unsur desain
Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.
Peralatan desain grafis
Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.
Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang.
Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.

Daftar Software Desain Grafis
Ada beberapa software yang digunakan dalam desain grafis:

Desktop publishing
• Adobe Photoshop
• Adobe Illustrator
• Adobe Indesign
• Page Maker
• Coreldraw
• GIMP
• Inkscape
• Adobe Freehand
• Adobe image ready
• CorelDraw

Webdesign
• Adobe Dreamweaver
• Microsoft Frontpage
• Notepad
• Adobe Photoshop
Audiovisual
• Adobe After Effect
• Adobe Premier
• Final Cut
• Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash
• Ulead Video Studio
• Magic Movie Edit Pro
• Power Director

Rendering 3 Dimensi
• 3D StudioMax
• Maya
• AutoCad
• Google SketchUp
• Light Wave
• Blender


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
Tag : ,
SEJARAH DESAIN GRAFIS

A.1 Sejarah awal

Pelacakan perjalanan sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol) yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain). Tulisan/ aksara merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Lambang/ aksara sebagai alat komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa Yunani (+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Ketika perguruan tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping. Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang lebih banyak diatas satu halaman buku.

A.2 Era Cetak

Desain grafis berkembang pesat seiring dengan perkembangan sejarah peradaban manusia saat ditemukan tulisan dan mesin cetak. Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak “Latin Bible” atau disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible” yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung realis dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan karyanya “Where of Babilon”.


Johannes Gutenberg (1398-1468)

Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho. Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster. Masa keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”.
Tokoh-tokoh seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller” (1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene Grasset.

source : http://sjrdesgrafison.blogspot.com/

Tag : ,

Bandung dari Danau Bandung

Bandung kota dan sekitarnya, pada masa lampau merupakan danau yang dikenal dengan Danau Bandung. Keadaan yang sekarang terlihat merupakan pedataran yang biasa disebut dengan istilah “Cekungan Bandung” (Bandung Basin). Daerah sekitar cekungan tersebut, diperkirakan dahulu merupakan tepian danau sehingga banyak diperoleh sisa-sisa aktivitas manusia masa lampau (Koesoemadinata, 2001).

Van Bemmelen, 1935, meneliti sejarah geologi Bandung. Pengamatan dilakukan terhadap singkapan batuan dan bentuk morfologi dari gunung api-gunung api di sekitar Bandung. Penelitian yang dilakukan berhasil mengetahui bahwa danau Bandung terbentuk karena pembendungan Sungai Citarum purba. Pembendungan ini disebabkan oleh pengaliran debu gunung api masal dari letusan dasyat Gunung Tangkuban Parahu yang didahului oleh runtuhnya Gunung Sunda Purba di sebelah baratlaut Bandung dan pembentukan kaldera di mana di dalamnya Gunung Tangkuban Parahu tumbuh.

Van Bemmelen secara rinci menjelaskan, sejarah geologi Bandung dimulai pada zaman Miosen (sekitar 20 juta tahun yang lalu). Saat itu daerah Bandung utara merupakan laut, terbukti dengan banyaknya fosil koral yang membentuk terumbu karang sepanjang punggungan bukit Rajamandala. Kondisi sekarang, terumbu tersebut menjadi batukapur dan ditambang sebagai marmer yang berpolakan fauna purba.

Bukit pegunungan api diyakini masih berada di daerah sekitar Pegunungan Selatan Jawa. Sekitar 14 juta sampai 2 juta tahun yang lalu, laut diangkat secara tektonik dan menjadi daerah pegunungan yang kemudian 4 juta tahun yang lalu dilanda dengan aktivitas gunung api yang menghasilkan bukit-bukit yang menjurus utara selatan antara Bandung dan Cimahi, antara lain Pasir Selacau. Pada 2 juta tahun yang lalu aktivitas volkanik ini bergeser ke utara dan membentuk gunung api purba yang dinamai Gunung Sunda, yang diperkirakan mencapai ketinggian sekitar 3000 m di atas permukaaan air laut. Sisa gunung purba raksasa ini sekarang adalah punggung bukit.

Sekitar Situ Lembang (salah satu kerucut sampingan sekarang disebut Gunung Sunda) dan Gunung Burangrang diyakini sebagai salah satu kerucut sampingan dari Gunung Sunda Purba ini. Sisa lain dari lereng Gunung Sunda Purba ini terdapat di sebelah utara Bandung, khususnya sebelah timur Sungai Cikapundung sampai Gunung Malangyang, yang oleh van Bemmelen (1935, 1949) disebut sebagai Blok Pulasari. Pada lereng ini terutama ditemukan situs-situs artefak ini, yang diteliti lebih lanjut oleh Rothpletz pada zaman Jepang dan pendudukan Belanda di Masa Perang Kemerdekaaan. Sisa lain dari Gunung Sunda Purba ini adalah Bukit Putri di sebelah timur laut Lembang (Koesoemadinata, 2001).

Gunung Sunda Purba itu kemudian runtuh, dan membentuk suatu kaldera (kawah besar yang berukuran 5-10 km) yang ditengahnya lahir Gunung Tangkuban Parahu, yang disebutnya dari Erupsi A dari Tangkuban Parahu, bersamaan pula dengan terjadinya patahan Lembang sampai Gunung Malangyang, dan memisahkan dataran tinggi Lembang dari dataran tinggi Bandung. Kejadian ini diperkirakan van Bemmelen (1949) terjadi sekitar 11.000 tahun yang lalu.

Suatu erupsi cataclysmic kedua terjadi sekitar 6000 tahun yang lalu berupa suatu banjir abu panas yang melanda bagian utara Bandung (lereng Gunung Sunda Purba) sebelah barat Sungai Cikapundung samapai sekitar Padalarang di mana Sungai Citarum Purba mengalir ke luar dataran tinggi Bandung. Banjir abu volkanik ini menyebabkan terbendungnya Sungai Citarum Purba, dan terbentuklah Danau Bandung.

Tahun 90-an, Dam dan Suparan (1992) dari Direktorat Tata Lingkungan Departemen Pertambangan mengungkapkan sejarah geologi dataran tinggi Bandung. Penelitian ini menggunakan teknologi canggih seperti metoda penanggalan pentarikhan radiometri dengan isotop C-14 dan metode U/Th disequilibirum. Dam melakukan pengamatan terhadap perlapisan endapan sedimen Danau Bandung dari 2 lubang bor masing-masing sedalam 60 m di Bojongsoang dan sedalam 104 m di Sukamanah; melakukan pentarikhan dengan metoda isotop C-14 dan 1 metoda U/Th disequilibirum; dan pengamatan singkap dan bentuk morfologi di sekitar Bandung. Berbeda dengan Sunardi (1997) yang mendasarkan penelitiannnya atas pengamatan paleomagnetisme dan pentarikhan radiometri dengan metode K-Ar.

Simpulan penting adalah bahwa pentarikhan kejadian-kejadian ini jauh lebih tua daripada diperkirakan oleh van Bemmelen (1949), kecuali periode pembentukan Gunung Sunda Purba serta kejadian-kejadian sebelumnya. Keberadaan danau purba Bandung dapat dipastikan, bahkan turun naiknya muka air danau, pergantian iklim serta jenis floranya dapat direkam lebih baik (van der Krass dan Dam, 1994).

Hasil yang diperoleh, pembentukan danau Bandung bukan disebabkan oleh suatu peristiwa ledakan Gunung Sunda atau Tangkuban Parahu, tetapi mungkin karena penurunan tektonik dan peristiwa denudasi dan terjadi pada 125 KA (kilo-annum/ribu tahun) yang lalu (Dam et al, 1996).

Keberadaan Gunung Sunda Purba dipastikan antara 2 juta sampai 100 juta tahun yang lalu berdasarkan pentarikhan batuan beku aliran lava, antara lain di Batunyusun timur laut Dago Pakar di Pulasari Schol (1200 juta tahun), Batugantung Lembang 506 kA (ribu tahun) dan di Maribaya (182 dan 222 kA). Memang suatu erupsi besar kataklismik (cataclysmic) terjadi pada 105 ribu tahun yang lalu, berupa erupsi Plinian yang menghasilkan aliran besar dari debu panas yang melanda bagian baratlaut Bandung dan membentuk penghalang topografi yang baru di Padalarang, yang mempertajam pembentukan danau Bandung. Erupsi besar ini diikuti dengan pembentukan kaldera atau runtuhnya Gunung Sunda yang diikuti lahirnya Gunung Tangkuban Parahu beberapa ratus atau ribu kemudian, yang menghasilkan aliran lava di Curug Panganten 62 ribu tahun yang lalu, sedangkan sedimentasi di danau Bandung berjalan terus.

Suatu ledakan gunung api cataclysmic kedua terjadi anatara 55 dan 50 ribu tahun yang lalu, juga berupa erupsi Plinian dan melanda Bandung barat laut, sedangkan aliran-aliran lava di Curug Dago dan Kasomalang (Subang), terjadi masing-masing 41 dan 39 ribu tahun yang lalu. Sementara itu, sedimentasi di Danau Bandung berjalan terus, antara lain pembentukan suatu kipas delta purba yang kini ditempati oleh Kota Bandung pada permukaan danau tertinggi. Akhir dari Danau Bandung pun dapat ditentukan pentarikhannya yaitu 16 ribu tahun yang lalu.

sumber : http://www.forumkami.com/forum/pariwisata/13203-sejarah-danau-bandung.html

6 pm and venus

6 pm, i was looking upward into the clouding sky n i cant founded any star.
Then,the cold wind blowed it. I said, 'now, the sky has been cleaned.
Thank Alloh, its very nice. Your gust cleaned the sky and therefor i see that star again.

The sun has been slept, so the dark came.
I saw many stars! They shone in darkness, held each other's in difference zodiacs. There was hydra, orion, and cetus.

They're beautiful stars which succeed cloud and accompany the moon.

I was charmed, enchanted in the cold night.
I confused, which star do i want to choose?
It was unusual, i faced the differences in many choices.

Then i considered, i shouldnt doubt bout it. Cause every star looks same, no star will be able shine every night. Except this one; which faithful with moon, venus. And i am certain, i'll found my own venus, someday, somehow, with someone, in someplace.
venus is not only an extraordinary star when you watch closely from earth but also a planet which as big as earth .
Tag : ,

Eksistensi Geng Motor yang Meresahkan

Di kota Bandung yang tercinta ini, siapa yang tidak tahu eksistensi geng motor? Sekumpulan orang-orang yang berkonvoi di malam hari menggunakan sepeda motor, kadang mereka melakukan balap liar di sekitar Monumen Perjuangan, nongkrong di jalan layang Pasupati, bahkan vandalisme dengan menuliskan nama geng motor mereka di tempat-tempat umum dan tembok-tembok di pinggir jalan menggunakan cat semprot. Belum lagi, agenda yang sekarang sedang tren di kalangan geng motor adalah melakukan tindakan anarkis terhadap geng motor lain yang bisa berimbas pada masyarakat sekitarnya. Karena eksistensi geng motor itulah, berkendara saat malam hari di jalanan kota Bandung sekarang ini sudah tidak nyaman lagi.

Kita sering membaca di media cetak ibu kota tentang keberadaan geng-geng motor ini, dari sanalah diketahui bahwa kebanyakan anggota geng masih berusia sekolah dan kuliah walaupun tak sedikit pula yang sudah bekerja. Berdasarkan survei para pemburu berita tersebut, orang-orang mau menjadi member geng motor diantaranya karena terpengaruh pergaulan, ingin disebut ‘keren’, mengisi waktu luang, bahkan ada yang ingin mendapat perlindungan dari teman segengnya. Para calon anggota geng motor ini ada yang secara suka rela menjadi bagian dari geng dan ada juga yang secara terpaksa ikut karena ancaman.

Meluasnya pengaruh geng motor ini bisa disebabkan karena solidaritas penuh yang ditawarkan bagi anggotanya. Mereka tidak segan-segan melakukan pertempuran demi teman mereka yang diganggu kelompok lain atau siapa pun, tidak peduli teman mereka di pihak yang benar atau salah. Tak heran jika perkelahian antar geng disebabkan karena saling ejek.

Dan jika mereka tidak bisa menemukan para pengganggu mereka, tak jarang mereka menumpahkan kekesalan kepada orang-orang tak bersalah. Misalkan saja, beberapa minggu lalu ada kasus penganiayaan pelajar SMP yang melibatkan dua anggota geng motor di daerah Kanayakan, Dago. Pelajar SMP yang baru pulang sekolah tersebut dianiaya hingga harus kehilangan penglihatan mata kirinya karena saat ditanya apakah dia anggota geng motor, dia menjawab bukan. Masih banyak kasus-kasus lain yang lebih besar dan brutal di kota ini, tak sedikit yang kehilangan nyawa dan hartanya karena geng motor.

Kemunculan geng motor berawal dari golongan kalangan menengah ke atas yang merasa mempunyai kekuasaan untuk berkumpul dengan teman-teman mereka dan melakukan balap liar maupun tawuran dengan geng lain. Jika mereka mendapat ‘harta rampasan perang’ mereka akan merusaknya atau membakarnya. Tapi untuk geng motor generasi sekarang ini, paradigma mereka tentang ‘rampasan perang’ dan orang yang mereka serang sudah berubah. Kebutuhan mereka akan materi semakin bertambah didukung dengan peraturan bahwa harta musuh mereka (anggota kelompok lain) boleh dirampas, telah mengubah cara berpikir anggota geng menjadi: jika mereka anggota geng musuh, mereka pantas diserang. Karena pandangan itulah mereka selalu membenarkan mencuri dan menganiaya masyarakat yang mereka anggap anggota geng musuh.

Menghadapi kenyataan ini, seharusnya pemerintah lebih aktif lagi melindungi warganya dari ancaman geng motor. Walaupun sekarang pemerintah sudah menjalankan programnya dengan patroli polisi yang mengawasi keamanan, hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah hingga akarnya. Ibarat menyabut rumput tapi hanya menyabut batang dan bagian akar dibiarkan. Lebih baik jika pemerintah berani mengambil keputusan untuk membubarkan geng-geng motor tanpa izin dan peraturan yang jelas, sehingga masyarakat tidak merasa khawatir lagi jika mereka akan berpergian di malam hari. Jika ada oknum-oknum geng motor yang berbuat kriminal hendaknya segera ditangkap dan diadili sesuai peraturan yang berlaku. Tapi sayangnya, kendala yang menghambat peradilan adalah usia pelaku yang masih di bawah umur. Hal tersebut tidak bisa disiasati hanya dengan mendata nama dan memberi pengarahan. Tetapi perlu ada sesuatu yang membuat si pelaku jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Selain itu, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan, masyarakat hendaknya peduli terhadap lingkungan sekitar jika terdapat kegiatan geng motor yang mengganggu, hendaknya masyarakat segera melapor ke pihak yang berwajib. Lalu secara bersama-sama melawan anggota geng yang brutal dan mengganggu ketertiban. Mendidik anggota masyarakat lain agar tidak terlibat geng motor merupakan langkah awal dalam mencegah menyebarnya pengaruh geng motor.

Di Indonesia, kebebasan menyatakan pendapat dan berkumpul telah diatur dalam UUD Negara RI Pasal 28. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mempergunakan kesempatan tersebut dengan berkumpul untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat, bukannya berkumpul tanpa tujuan dan mengganggu masyarakat.

- Copyright © queenta - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -